Beratapkan Monas

10:42 PM Unknown 0 Comments


Bukan mau mereka bekerja tanpa alas kaki,
di usia belia yang harusnya dihabiskan sambil bermain-main,

Tapi tuntutan nasib yang mengharuskan mereka mengais rejeki dari orang-orang sekitar.

Buat mereka,
ini bukan masalah.
Yang penting makan, yang penting kenyang, yang penting hidup.

Buat mereka,
ini bukan masalah.

Padahal jelas ini masalah.

Bekerja di bawah umur, padahal jelas orang tuanya mengetahui hal tersebut.

Bukankah satu-satunya kewajiban yang harus mereka jalani ialah belajar?


Ke mana mata pemerintah dan para petinggi negara yang sudah mestinya menaungi mereka pada kehidupan yang nyaman, bukan hanya beratap Monas di malam yang bising?(*)


---------

'Beratapkan Monas' adalah puisi yang dibuat dalam waktu kurang dari 15 menit.. Hehehe. Sebenarnya puisi ini adalah teks film dokumenter tugas pelajaran Sosiologi waktu SMA,
tentang anak-anak jalanan yang ngamen malam-malam di Monas.

Aku lupa nama-nama mereka, tapi aku ingat malam itu kami duduk bareng sambil makan pop mie. Adik-adik itu senang bukan main ada yang 'menganggap' mereka sebagai manusia. Mereka cerita tentang rutinitas ditangkap Satpol PP, iya, rutinitas. 

Duh, jadi penasaran,
video dokumenternya disimpan siapa ya? ;(


4th July 2013 

0 comments: